Ibu aku ingin memandang wajah tuamu yang berhiaskan keriput halus. Ingin kutatap mata sendumu berlama lama. Ingin kupeluk tubuhmu yang merenta. Inginku bersamamu menghabiskan waktu. Ibu, tunggulah anakmu ini yang tidak sabar ingin segera kembali ke pelukanmu tidak lama lagi. #day18 #Ramadhan berkisah #PenaJuara Siorang saleh yang sudah merasa bersih dan banyak berbuat kebajikan di hadapan Allah itu membuang muka karena memandang hina si bajingan. Sementara si bajingan merasa malu untuk menatap orang saleh karena merasa dirinya kotor. "Saya terlalu kotor, saya tidak pantas melihat wajah orang saleh itu," begitu bisik hati si bajingan. Kaumshalih adalah orang-orang berakal. Ketahuilah kaum shalih adalah orang-orang yang berakal. Mereka mengatakan, โ€œKami tidak akan memakan makanan di jalan atau di rumah, melainkan di sisiNyaโ€œ.Jika orang-orang zuhud makan di surga dan orang-orang arif makan disisiNya, sementara mereka masih berada di dunia, maka kalangan pecinta Allah, tidak makan Ya Allah izinkan kami memandang wajah orang-orang Sholeh disetiap mimpi kami Kami tau diri pendosa seperti kami belum pantas memandang Rasulullah SAW maka izinkanlah kami untuk memandang wajah-wajah orang Sholeh di mimpi-mimpi kami ".. # habibumar # habibmunzir # habibnovel # habib # kalamhabib Berikutini beberapa tips yang dapat dipergunakan oleh seorang atasan dalam mengelola SDM. 1. Tipe Konstruktif. Tipe orang ini memiliki ciri-ciri, antara lain : Berani mengemban tanggung jawab. Dapat dipercaya. Mampu memahami dan menginprestasikan keinginan atasan. Tidak sekedar meniru atasan, tetapi memilik pemikiran yang kreatif. 153,650 3 minutes read. Teman bergaul dan lingkungan yang Islami, sungguh sangat mendukung seseorang menjadi lebih baik dan bisa terus istiqomah. Sebelumnya bisa jadi malas-malasan. Namun karena melihat temannya tidak sering tidur pagi, ia pun rajin. Sebelumnya menyentuh al Qurโ€™an pun tidak. PwS9ya. Abu Bakar Al Muthawiโ€™i selama dua belas tahun selalu aktif mengikuti majelis Imam Ahmad. Di majelis tersebut hadits tersebut Imam Ahmad membacakan Al Musnad kepada putra-putra beliau. Namun, selama mengikuti mejalis tersebut, Al Muthawiโ€™i tidak memiliki catatan, walau hanya satu hadits. Lalu, apa yang dilakukan Al Muthawiโ€™i di majelis itu? Beliau ternyata hanya ingin memandang Imam Ahmad. Ternyata, tidak hanya Al Muthawiโ€™i saja yang datang ke majelis hadits hanya untuk memandang Imam Ahmad. Mayoritas mereka yang hadir dalam majelis tersebut memiliki tujuan yang sama dengan Al Mathawiโ€™i. Padahal jumlah mereka yang hadir dalam majelis Imam Ahmad saat itu lebih dari 5000 orang, namun yang mencatat hadits kurang dari 500 orang. Demikian Ibnu Al Jauzi mengisahkan Manaqib Imam Ahmad, 210. Apa yang dilakukan Al Muthawiโ€™i, bukanlah hal yang sia-sia. Karena, memandang orang shalih bisa memberikan hal yang positif bagi pelakunya. Memandang orang shalih, bisa membangkitkan semangat, untuk meningkatkan amalan kebaikan, tatkala keimanan seseorang sedang turun. Sebagaimana dilakukan oleh Abu Jaโ€™far bin Sulaiman, salah satu murid Hasan Al Bashri. Beliau pernah mengatakan,โ€Jika aku merasakan hatiku sedang dalam keadaan qaswah keras, maka aku segera pergi untuk memandang wajah Muhammad bin Wasiโ€™ Al Bishri. Maka hal itu mengingatkanku kepada kematian.โ€ Tarikh Al Islam, 5/109. Imam Malik sendiri juga melakukan hal yang sama tatkala merasakan qaswah dalam hati. Beliau berkisah,โ€Setiap aku merasakan adanya qaswah dalam hati, maka aku mendatangi Muhammad bin Al Munkadar dan memandangnya. Hal itu bisa memberikan peringatan kapadaku selama beberapa hari.โ€ Tartib Al Madarik, 2/51-52. Imam Al Hasan Al Bashri sendiri dikenal sebagai ulama yang memandangnya, membuat pelakunya ingat kepada Allah, sebagaimana disebut oleh ulama semasa beliau, yakni Ibnu Sirin. Ulama lainnya, yang hidup semasa dengan beliau, Atsโ€™ats bin Abdullah juga mengatakan,โ€Jika kami bergabung dengan majelis Al Hasan, maka setelah keluar, kami tidak ingat lagi terhadap dunia.โ€ Al Hilyah, 2/158. Jika demikian besar dampak positif yang diperoleh saat seorang memandang wajah orang-orang shaleh, maka melakukannya dihitung sebagai ibadah, karena telah melaksanakan saran Rasulullah. Dimana, suatu saat beberapa sahabat bertanya, โ€œKarib seperti apa yang baik untuk kami?โ€ Rasulullah menjawab,โ€Yakni apabila kalian memandang wajahnya, maka hal itu mengingatkan kalian kepada Allah.โ€ Riwayat Abu Yaโ€™la, dihasankan Al Bushiri. Sebagaimana beliau juga bersabda, โ€œSesungguhnya sebagian manusia merupakan kunci untuk mengingatkan kepada Allah.โ€ Riwayat Ibnu Hibban, dishahihkan oleh beliau. Tak mengherankan jika Waqiโ€™ bin Jarah menilai bahwa memandang wajah Abdullah bin Dawud adalah Ibadah. Abdullah sendiri adalah seorang ahli ibadah di Kufah saat itu. Tahdzib At Tahdzi, 7/296. Lantas, bagaimana bisa, hanya dengan memandang orang shalih, maka pelakunya bisa ingat kepada Allah? Sebenarnya penalaran terhadap masalah ini tidak cukup susah. Kadang dalam kehidupan sehari-hari kita memiliki teman yang amat suka terhadap permainan sepak bola, pembicaraannya tidak pernah keluar dari kompetisi sepak bola dan para pemainnya, baju yang dipakai serupa dengan kostum klub-klub sepak bola, kamarnya dipenuhi dengan poster para pemainnya, kendaraannya dihiasi dengan atribut-atribut olah- raga yang kini digemari banyak orang ini. Otomatis, ketika kita melihat tampilan fisik teman yang demikian, maka ingatan kita langsung tertuju kepada bola. Demikian pula, ketika ada kawan yang โ€œgilaโ€ kuliner. Yang selalu berbicara mengenai rumah makan dan masakannya di berbagai tempat, dan banyak mencurahkan waktu untuk hoby-nya tersebut, maka melihat wajah orang yang demikian, akan mengingatkan kita pada makanan. Tidak jauh berbeda ketika kita memiliki kawan yang amat menjaga perkataan, tidak menyeru, kecuali menyeru kapada jalan Allah. Kita pun mengetahui bahwa ia selalu menjaga puasa dan shalat, baik yang fardhu maupun yang sunnah. Ia pun waraโ€™ hati-hati dalam bermuamalah, maka bertemu dengannya, bisa membuat kita termotivasi untuk melakukan amalan yang labih baik dari sebelumnya. Apa yang telah dilakukan oleh para salaf di atas, mengingatkan kembali pada kita pada sebuah lantunan nasehat, yang sudah cukup akrab di telinga kita. Yakni nasehat โ€œTombo Atiโ€ alias obat hati. โ€œKaping telu wong kang sholeh kumpulonoโ€. Cara yang ketiga mengobati hati yang qaswah, adalah mendekati orang-orang shalih. Kalau para ulama salaf saja masih merasa perlu mendekat kepada para shalihin hanya untuk memandang wajah mereka, guna melunakkan qaswah dalam hati dan memperbaiki diri. Lantas bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah memilih, siapa sahabat-sahabat yang bisa mengingatkan kita kepada Allah, di saat kita memandangnya? Padahal kita sama-sama sadar bahwa kualitas keimanan mereka amat jauh berada di atas yang kita miliki. Nasihat Memilih Teman Kondisi teman, bisa berpengaruh banyak hal kapada kita, sehingga perlu bagi kita berhati-hati memilih teman. Setidaknya, itulah inti dari nasehat yang disebutkan oleh Imam Abu Laits, dimana beliau mengatakan,โ€Seorang tidak akan melakukan 8 hal, kecuali Allah akan memberinya 8 hal pula. Kalau ia banyak bergaul dengan orang kaya, maka timbul dalam hatinya kesenangan terhadap harta. Kalau ia akrab dengan orang miskin, maka timbul dalam hatinya rasa syukur dan qanaโ€™ah. Kalau ia berteman dengan penguasa, maka timbul rasa sombong. Kalau ia berdekatan dengan anak-anak maka ia banyak bermain. Kalau ia dekat dengan para wanita, maka syahwatnya akan timbul. Kalau ia berkarib dengan orang-orang fasiq, maka datang keinginan untuk menunda-nunda taubat. Kalau ia dekat dengan ahli ilmu, maka ilmunya akan bertambah. Kalau ia dekat dengan ahli ibadah, maka akan termotivasi melakukant ibadah yang lebih banyak.โ€ Bughyah Al Mustarsyidin, 9. Keterangan Foto Suasana majelis hadits di perguruan Darul Ulum Deoband, Uttar Pradesh, India. - Dahulu, para salaf ketika mendapatkan hatinya mengeras disebabkan lalai dan dosa, mereka bergegas pergi melihat wajah teduh penuh berkah Muhammad bin Wasi', taqwanya kepada Allah mengalir ke wajahnya menampakkkan cahaya keimanan, seketika orang orang yang memandang beliau seakan mendapatkan peringatan akhirat, mengingatkan akan ibadah dan taqwa, sehingga luluh dan khusyu'lah hati hati mereka..Diantara mereka ada yang mengatakan, "ุฅุฐุง ู†ุธุฑุช ุฅู„ู‰ ู…ุญู…ุฏ ุจู† ูˆุงุณุน ุชุฌุฏุฏุช ุนู†ุฏูŠ ุงู„ู‡ู…ุฉ ููŠ ุงู„ุทุงุนุฉ ุดู‡ุฑุง ูƒุงู…ู„ุง""Ketika aku memandang Muhammad bin Wasi', maka bertambahlah semangatku dalam taat dan ibadah satu bulan penuh"..Kekhusyu'an dan ketenangan beliau mampu menggetarkan hati orang orang yang melihatnya, bahkan sebelum beliau berbicara..Beginilah keadaan orang orang sholeh, dan ini benar benar terjadi..Para masyaikh dan wali wali Allah itu memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa kuat, orang orang sekitar mereka sangat merasakan energi ini, sehingga diceritakan bahwa ada beberapa masyaikh yang para muridnya sudah bisa meneteskan air mata sebelum beliau beliau membuka kajian..Hanya melihat wajah khusyu' mereka..Ada beberapa riwayat yang mengatakan bahwa memandang wajah orang alim adalah ibadah, walaupun ini diperselisihkan sanadnya oleh para ulama, tapi kita tidak membahas itu, sy ingin mengajak teman teman merasakan energi positif dari mereka..Walaupun hanya memandang sekilas..Bagaimana sekiranya orang orang yang Allah beri kesempatan membersamai mereka..Allah..ya lahaaa min ni'mah..$ads={1}Dan diantara wali itu adalah sayyidil Habib Umar, ini adalah pengakuan dari beberapa ulama yang sezaman dengan beliau, karena ada yang mengatakan,"ู„ุง ูŠุนู„ู… ุงู„ูˆู„ูŠ ุฅู„ุง ูˆู„ูŠ""Tidak ada yang mengetahui kewalian seseorang kecuali seorang wali"Dan beliau -semoga Allah menjaganya- pernah suatu kali disebut wali oleh syeikh Ali Jumah..Sungguh, melihat mereka saja sudah membuat kita khusyu' dan ingat akherat..Oleh Amru HamdanyDemikian Artikel " Semangat Beribadah Karena Memandang Wajah Orang Sholeh "Semoga BermanfaatWallahu a'lam BishowabAllahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah - ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ูˆุณู„ู… ูˆุจุงุฑูƒ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏูŠู†Abu Bakar Al-Muthawiโ€™i selama 12 tahun beliau selalu aktif mengikuti majlis pengajian Imam Ahmad. Di dalam majeles hadits tersebut imam ahmad membacakan Al Musnad kepada putra โ€“putra beliu, namun selama mengikuti mejelis tersebut. Al-Muthawiโ€™i tidak memiliki catatatan walau hanya satu Hadits. Lalu, apa yang di lakukan Al-Muthawiโ€™i di mejelis tersebut? Beliu hanya ingin memandang Imam tidak hanya Al-Muthawiโ€™i saja yang datang ke mejelis hadits hanya untuk memandang imam ahmad. Mayoritas mareka yang hadir di dalam mesjid tersebut memiliki tujuan yang sama dengan Al-Muthawiโ€™i, padaha jumlah mareka yang hadir di dalam mejelis imam ahmad saat itu lebih dari 5000 orang, namun yang mencatat hadist kurang dari 500 orang sahaja. Demikianlah mengisahkan oleh Ibnu Al-Jauzi manaqib imam ahmad, 210Apa yang di lakukan oleh Al-Muthawiโ€™i bukalah hal yang sia-sia karena memandang orang yang shaleh bisa memberika hal yang positif bagi pelakunya, memandang orang yang sahleh bisa membangkitkan semagat untuk meningkatkan amalan kebaikan, jika keimanan seseorang sedang turun. Sebagiamana yang di lakukan oleh Abu Jaโ€™far Bin Selaiman salah satu murid Hasan A-Bashri beliau pernah ,mengatakan โ€œ jika aku merakasan hatiku sedang dalam keadaan keras, maka aku akan segera pergi untuk memandang Wajah Muhammad Bin Wasiโ€™ Al-Bishri maka ha iu mengigatkanku kepda kematian.โ€ Tarik Malik sendiri juga melakukan hal yang sama tatkala merasakan qaswah dalam hatinya. Beliau bercerita โ€œsetiap aku mersakan adanya qaswah dalam hati maka aku mandatagi Muhammad Bin Al-Munkadar dan memandanya. Hal ini bisa memberikan penrigatan kepadaku selama beberapa hari.โ€ Tartib Al-Hasan Al-Basri sendiri juga di kenal sebagai ulama yang memandanya membuat pelakunya akan ingat kepada ALLAH sebagaimana disebutkan oleh ulama semasa dengan belau. Atsโ€™ats Bin Abdullah juga mengatakan.โ€ Jika kami bergabung dengan mejelis a-hasan maka setelah kami keluar kami tidak ingat lagi terhadap dunia.โ€ Jika memang besar dampak positif yang di peroleh dengan memandang para orang-orang yang shaleh maka melakukanya dalah diaangap ibadah karena telah melaksanakan saran Rasulullaah. Dimana suatu saat beberapa sahabat bertanyak. โ€œsahabat seperti apa yang baik buat kami?โ€ lalu Rasulullah menjawab .โ€yakni apabila kalian memandang wajahnya maka hal tersebut mengigatkan kalian kepada Allah.โ€ Riwayat Abu Yaโ€™lah. Diasankan Al-Bushiri. Mudah-mudahan allah kumpulakan kita semua di dunia dan akhirat bersama orang-orang yang shaleh dan di masukan dalam syurga bersama-sama. Abu Bakar Al Muthawiโ€™i selama dua belas tahun selalu aktif mengikuti majelis Imam Ahmad. Di majelis tersebut hadits tersebut Imam Ahmad membacakan Al Musnad kepada putra-putra beliau. Namun, selama mengikuti mejalis tersebut, Al Muthawiโ€™i tidak memiliki catatan, walau hanya satu hadits. Lalu, apa yang dilakukan Al Muthawiโ€™i di majelis itu? Beliau ternyata hanya ingin memandang Imam Ahmad. Ternyata, tidak hanya Al Muthawiโ€™i saja yang datang ke majelis hadits hanya untuk memandang Imam Ahmad. Mayoritas mereka yang hadir dalam majelis tersebut memiliki tujuan yang sama dengan Al Mathawiโ€™i. Padahal jumlah mereka yang hadir dalam majelis Imam Ahmad saat itu lebih dari 5000 orang, namun yang mencatat hadits kurang dari 500 orang. Demikian Ibnu Al Jauzi mengisahkan Manaqib Imam Ahmad, 210. Apa yang dilakukan Al Muthawiโ€™i, bukanlah hal yang sia-sia. Karena, memandang orang shalih bisa memberikan hal yang positif bagi pelakunya. Memandang orang shalih, bisa membangkitkan semangat, untuk meningkatkan amalan kebaikan, tatkala keimanan seseorang sedang turun. Sebagaimana dilakukan oleh Abu Jaโ€™far bin Sulaiman, salah satu murid Hasan Al Bashri. Beliau pernah mengatakan,โ€Jika aku merasakan hatiku sedang dalam keadaan qaswah keras, maka aku segera pergi untuk memandang wajah Muhammad bin Wasiโ€™ Al Bishri. Maka hal itu mengingatkanku kepada kematian.โ€ Tarikh Al Islam, 5/109. Imam Malik sendiri juga melakukan hal yang sama tatkala merasakan qaswah dalam hati. Beliau berkisah,โ€Setiap aku merasakan adanya qaswah dalam hati, maka aku mendatangi Muhammad bin Al Munkadir dan memandangnya. Hal itu bisa memberikan peringatan kapadaku selama beberapa hari.โ€ Tartib Al Madarik, 2/51-52. Imam Al Hasan Al Bashri sendiri dikenal sebagai ulama yang memandangnya, membuat pelakunya ingat kepada Allah, sebagaimana disebut oleh ulama semasa beliau, yakni Ibnu Sirin. Ulama lainnya, yang hidup semasa dengan beliau, Atsโ€™ats bin Abdullah juga mengatakan,โ€Jika kami bergabung dengan majelis Al Hasan, maka setelah keluar, kami tidak ingat lagi terhadap dunia.โ€ Al Hilyah, 2/158. Jika demikian besar dampak positif yang diperoleh saat seorang memandang wajah orang-orang shaleh, maka melakukannya dihitung sebagai ibadah, karena telah melaksanakan saran Rasulullah. Dimana, suatu saat beberapa sahabat bertanya, โ€œKarib seperti apa yang baik untuk kami?โ€ Rasulullah menjawab,โ€Yakni apabila kalian memandang wajahnya, maka hal itu mengingatkan kalian kepada Allah.โ€ Riwayat Abu Yaโ€™la, dihasankan Al Bushiri. Sebagaimana beliau juga bersabda, โ€œSesungguhnya sebagian manusia merupakan kunci untuk mengingatkan kepada Allah.โ€ Riwayat Ibnu Hibban, dishahihkan oleh beliau. Tak mengherankan jika Waqiโ€™ bin Jarah menilai bahwa memandang wajah Abdullah bin Dawud adalah Ibadah. Abdullah sendiri adalah seorang ahli ibadah di Kufah saat itu. Tahdzib At Tahdzi, 7/296. Nasihat Memilih Teman Kondisi teman, bisa berpengaruh banyak hal kapada kita, sehingga perlu bagi kita berhati-hati memilih teman. Setidaknya, itulah inti dari nasehat yang disebutkan oleh Imam Abu Laits, dimana beliau mengatakan,โ€Seorang tidak akan melakukan 8 hal, kecuali Allah akan memberinya 8 hal pula. Kalau ia banyak bergaul dengan orang kaya, maka timbul dalam hatinya kesenangan terhadap harta. Kalau ia akrab dengan orang miskin, maka timbul dalam hatinya rasa syukur dan qanaโ€™ah. Kalau ia berteman dengan penguasa, maka timbul rasa sombong. Kalau ia berdekatan dengan anak-anak maka ia banyak bermain. Kalau ia dekat dengan para wanita, maka syahwatnya akan timbul. Kalau ia berkarib dengan orang-orang fasiq, maka datang keinginan untuk menunda-nunda taubat. Kalau ia dekat dengan ahli ilmu, maka ilmunya akan bertambah. Kalau ia dekat dengan ahli ibadah, maka akan termotivasi melakukant ibadah yang lebih banyak.โ€ Bughyah Al Mustarsyidin, 9. ๏ปฟApakah benar dengan memandang alim ulama maka jasadnya terhindar dari api nerakaโ€ฆ via Tanya Ustadz for Android Jawaban Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah, wa baโ€™du, Terdapat hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ุฎู…ุณ ู…ู† ุงู„ุนุจุงุฏุฉ ู‚ู„ุฉ ุงู„ุทุนู… ูˆุงู„ู‚ุนูˆุฏ ููŠ ุงู„ู…ุณุงุฌุฏ ุŒ ูˆุงู„ู†ุธุฑ ุฅู„ู‰ ุงู„ูƒุนุจุฉ ุŒ ูˆุงู„ู†ุธุฑ ููŠ ุงู„ู…ุตุญู ูˆุงู„ู†ุธุฑ ุฅู„ู‰ ูˆุฌู‡ ุงู„ุนุงู„ู… โ€œAda 5 hal termasuk ibadah, sedikit makan, duduk di masjid, melihat kaโ€™bah, melihat mushaf al-Quran, dan melihat wajah ulama.โ€ Status hadis Hadis ini diriwayatkan ad-Dailami dalam Musnad Firdaus dan statusnya dhaif jiddan lemah sekali. Dalam riwayat lain, disebutkan lebih sangar, ู†ูŽุธู’ุฑูŽุฉูŒ ูููŠ ูˆูŽุฌู’ู‡ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูู…ู ุฃูŽุญูŽุจู‘ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุนูุจูŽุงุฏูŽุฉู ุณูุชู‘ููŠู†ูŽ ุณูŽู†ูŽุฉู‹ ุตููŠูŽุงู…ู‹ุง ูˆูŽู‚ููŠูŽุงู…ู‹ุง Melihat wajah ulama lebih dicintai oleh Allah dari pada ibadah selama 60 tahun, berupa puasa dan shalat tahajud. Status hadis Hadis ini sangat lemah, dimasukkan oleh as-Sakhawi โ€“ murid Ibnu Hajar al-Asqalani โ€“ dalam al-Maqasid al-Hasanah hlm. 696, buku beliau berisi kumpulan hadis dhaif. Kesimpulannya, tidak dijumpai adanya dalil shahih yang menyebutkan keutamaan melihat ulama atau tokoh agama. Keutamaan Belajar Agama Islam Yang ada adalah keutamaan belajar ilmu agama, dengan mendatangi guru dan memperhatikan guru. Diantaranya hadis yang cukup panjang dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ู…ูŽู†ู’ ุณูŽู„ูŽูƒูŽ ุทูŽุฑููŠู‚ู‹ุง ูŠูŽู„ู’ุชูŽู…ูุณู ูููŠู‡ู ุนูู„ู’ู…ู‹ุง ุณูŽู‡ู‘ูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽู‡ู ุจูู‡ู ุทูŽุฑููŠู‚ู‹ุง ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ูˆูŽู…ูŽุง ุงุฌู’ุชูŽู…ูŽุนูŽ ู‚ูŽูˆู’ู…ูŒ ููู‰ ุจูŽูŠู’ุชู ู…ูู†ู’ ุจููŠููˆุชู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูŽุชู’ู„ููˆู†ูŽ ูƒูุชูŽุงุจูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽูŠูŽุชูŽุฏูŽุงุฑูŽุณููˆู†ูŽู‡ู ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ู’ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ู†ูŽุฒูŽู„ูŽุชู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู ุงู„ุณู‘ูŽูƒููŠู†ูŽุฉู ูˆูŽุบูŽุดููŠูŽุชู’ู‡ูู…ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽุฉู ูˆูŽุญูŽูู‘ูŽุชู’ู‡ูู…ู ุงู„ู’ู…ูŽู„ุงูŽุฆููƒูŽุฉู ูˆูŽุฐูŽูƒูŽุฑูŽู‡ูู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูููŠู…ูŽู†ู’ ุนูู†ู’ุฏูŽู‡ู Siapa yang menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga. Dan jika ada sekelompok orang berkumpul di salah satu masjid Allah, membaca kitabullah dan mereka mengkajinya, maka akan turun ketenangan kepada mereka, mereka akan diliputi rahmat, dikelilingi malaikat, dan mereka akan dibanggakan Allah di hadapan makhluk yang ada di dekatnya. HR. Muslim 7028, Ahmad 7427 dan yang lainnya . Keutamaan ini barlaku bagi yang belajar, bukan semata melihat wajah ulama. Meskipun dalam kegiatan belajar, hampir pasti melihat wajah gurunya. Kecuali yang datangnya telat, gak dapat tempat di dalam. Melihat yang Ber-efek Samping Dalam belajar, bukan syarat harus melihat guru atau ustad. Bahkan ketika melihat ini bisa menimbulkan efek samping yang kurang bagus, sebaiknya tidak melihat. Dulu sebagian sahabat ketika belajar bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam ada yang sampai tidak berani melihat beliau. Wibawa Nabi shallallahu alaihi wa sallam, sampai membuat sahabat ini tidak kuat melihat beliau. Seperti yang dialami sahabat Amr bin Ash radhiyallahu anhu, beliau mengatakan, ูˆูŽู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏูŒ ุฃูŽุญูŽุจู‘ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ู‘ูŽ ู…ูู†ู’ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ูˆูŽู„ุงูŽ ุฃูŽุฌูŽู„ู‘ูŽ ููู‰ ุนูŽูŠู’ู†ูู‰ ู…ูู†ู’ู‡ู ูˆูŽู…ูŽุง ูƒูู†ู’ุชู ุฃูุทููŠู‚ู ุฃูŽู†ู’ ุฃูŽู…ู’ู„ุฃูŽ ุนูŽูŠู’ู†ูŽู‰ู‘ูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ุฅูุฌู’ู„ุงูŽู„ุงู‹ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ุณูุฆูู„ู’ุชู ุฃูŽู†ู’ ุฃูŽุตูููŽู‡ู ู…ูŽุง ุฃูŽุทูŽู‚ู’ุชู ู„ุฃูŽู†ู‘ูู‰ ู„ูŽู…ู’ ุฃูŽูƒูู†ู’ ุฃูŽู…ู’ู„ุฃู ุนูŽูŠู’ู†ูŽู‰ู‘ูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู Tidak ada seorang-pun yang lebih aku cintai melebihi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Tidak ada manusia yang lebih mulia di mataku, dari pada beliau. Aku tidak mampu untuk memenuhi pandanganku ke arah beliau, karena wibawa beliau. Kalaupun aku diminta untuk menceritakan tentang wajah beliau, aku tidak mampu. Karena aku tidak pernah memandang total wajah beliau. HR. Muslim 336. Ketika melihat wajah ustad atau guru tidak diperlukan, terutama lawan jenis, karena dikhawatirkan menimbulkan hal yang tidak diinginkan, maka sebaiknya tidak melihat. Semoga Allah melindungi kita dari godaan setan yang selalu menggelincirkan manusia menuju penyimpangan. Allahu aโ€™lam. Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits Dewan Pembina Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android. Download Sekarang !! didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 REKENING DONASI BANK SYARIAH INDONESIA 7086882242 YAYASAN YUFID NETWORK Kode BSI 451 ๐Ÿ” Bolehkah Tarawih Sendiri Di Rumah, Republika Syiah, Pengobatan Ala Ustad Danu, Anting Pria, Hukum Bisnis Mlm Dalam Islam, Pakai Celana Ketat KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28

memandang wajah orang sholeh